Seks Suatu Pengalaman Menjadi Sedaging
Seorang pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Kalimat ini tercatat dalam literatur kuno yang telah berumur ribuan tahun, dan tampak secara implisit betapa hubungan seksual adalah tanda ikatan seumur hidup – menjadi satu daging – dari seorang pria dan seorang wanita yang mengikatkan diri dalam komitmen pernikahan.
Pernikahan Menuntut Kemandirian
Dalam naskah yang sama, tercatat bahwa seorang pria harus meninggalkan ayah dan ibunya untuk bersatu dengan istrinya. Secara tersirat kata meninggalkan, yang memiliki arti sama dengan berpisah untuk menjalani hidup baru memiliki makna adanya kemandirian-kedewasaan untuk memikul tanggung jawab dalam kehidupan yang hendak dijalani.
Bisa juga dikatakan dalam kalimat lain, betapa seks yang terjadi dalam ikatan pernikahan adalah suatu hadiah yang boleh dinikmati oleh pria dan wanita yang telah dewasa, telah mandiri dan mampu bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri dan sama-sama telah mengambil komitmen untuk menjalani kehidupan bersama dalam ikatan yang penuh cinta kasih, kemurnian dan kesetiaan.
Dewasa secara fisik, dimana organ-organ reproduksi telah berfungsi secara optimal yang ditandai dengan produksi sperma yang baik pada pria dan produksi sel telur yang memadai pada wanita.
Dewasa secara psikologis, yang ditandai dengan kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan konflik-konflik yang terjadi dalam kehidupan, serta mampu menjalani hubungan interdependensi untuk mencapai tujuan-tujuan bersama dalam pernikahan.
Dewasa secara sosial-ekonomi ditampakkan dalam kemampuan seseorang untuk membiayai kebutuhan hidup yang layak sebagai suami-istri. Tentu hal ini terkait dengan adanya pekerjaan yang jelas serta penghasilan yang tetap, serta kesadaran akan meningkatnya biaya kehidupan dari waktu ke waktu seiring dengan bertambahnya anggota keluarga karena proses reproduksi dalam aktifitas seksual yang terjadi. Tempat tinggal yang mandiri, sangatlah penting, disamping untuk melatih dan memperkuat kemampuan untuk hidup makin dewasa dan mandiri, tempat tinggal yang tersendiri juga memberi ruang bagi kebutuhan akan privacy yang sangat diperlukan untuk meningkatkan intensitas kehangatan dan kemesraan dalam ikatan seksual yang penuh kemurnian.
Manfaat lain tentu untuk mengurangai kemungkinan friksi dengan anggota keluarga lain jika harus tinggal serumah dengan keluarga besar. Karena itu idealnya, mereka yang mau menikah sedapat-dapatnya memiki tempat tinggal pribadi, yang bisa didapatkan dengan cara membeli atau setidaknya kontrak, karena naskah yang kita kutip menasehatkan bahwa seorang pria harus meninggalkan ayah dan ibunya unrtuk bersatu dengan istrinya, bukan?
Malam Pertama, Antara Gairah dan Kecemasan
Keinginan untuk saling berdekatan, bermesraan, berbagi kehangatan dan kenikmatan seksual tentu dimiliki oleh pria dan wanita yang saling mencintai dan ingin mengikatkan diri dalam ikatan pernikahan. Gairah ini akan semakin kuat seiring dengan berjalannya waktu dan semakin dekatnya saat pernikahan. Seolah masing-masing tidak sabar untuk menunggu saat dimana pengalaman menjadi satu daging menjadi suatu kenyataan.
Namun kecemasan yang datang tanpa diundang, seringkali menyelinap dalam relung hati sepasang kekasih yang ada dalam masa penantian. Berbagai kegalauan muncul, mampukah melakukannya dengan benar? Tidakkah kekasihku akan kesakitan? Serta, bagaimana bila tidak ada tanda-tanda keperawanan?
Orgasme Di Malam Pertama, Mungkinkah?
Orgasme adalah puncak dari proses rangsangan seksual yang terjadi pada seseorang. Saat mengalami orgasme, seseorang akan merasakan suatu sensasi yang khas yang sulit untuk diuraikan. Secara faali setidaknya akan dikeluarkan dua neurotransmitter dari susunan saraf pusat yang membuat orang yang mengalaminya merasakan suatu pengalaman orgasme yang khas.
Pertama, endorphin, zat ini memiliki sifat analgetik yaitu mampu menghilangkan rasa lelah dan pegal-pegal dalam tubuh sehingga orang yang mengalami orgasme, setelah terbangun dari tidur akan merasakan tubuh yang lebih bugar.
Kedua, serotonin, zat ini memiliki sifat seperti antidepressant ,yaitu suatu jenis zat yang bila diberikan pada seseorang akan mengakibatkan orang tersebut dikurangi atau dihilangkan rasa tegang dalam kejiwaannya, sehingga dia akan lebih nyaman dan rileks.. Bila proses ini berjalan tanpa hambatan, orgasme pada malam pertama sangat mungkin dirasakan. Adapun hambatan yang biasanya ada pada malam pertama adalah, hambatan fisik, dalam hal ini terkait dengan sempitnya introitus vagina karena belum adanya pengalaman seksual sebelumnya dan tidak jarang ditambah dengan adanya hymen yang masih utuh.
Hambatan ini bisa diatasi dengan kesabaran. Tambahan jeli pelumas bahkan anesthesia topical seringkali sangat berguna untuk mempermudah penetrasi dan mengurangi rasa sakit yang kadang dirasakan. Hambatan kedua adalah hambatan psikologis. Rasa cemas, kuatir, takut, atau harapan-harapan yang tidak realistis seperti harus adanya darah pada malam pertama, seharusnya perasaan-perasaan seperti ini tidak perlu ada, dan bila telah terlanjur ada lewatilah malam pertama sealami mungkin, tanpa ketergesah-gesahan. Sebagai contoh anda bisa mengawalinya dengan berjalan-jalan berdua atau sekedar mencari makan diluar, lalu lanjutkan dengan suasana yang penuh kehangatan sampai kembali berdua ke kamar dan menjadi satu daging. Lingkungan kadang juga menjadi faktor penghambat, misalnya ada banyak tamu yang berkunjung di rumah dimana malam pertama akan dilakukan, tentu hal ini sangat mengganggu privacy.
Honeymoon, diluar kota bisa menjadi solusi yang baik dari kondisi ini. Hambatan lain yang kadang bisa mengurangi kemampuan seseorang untuk mencapai orgasme pada malam pertama adalah hambatan spiritual, dalam hal ini pemahaman spiritual yang tidak tepat , misal menganggap hubungan seks sebagai suatu dosa. Konsep semacam ini harus diperbaharui, seks dalam pernikahan bukan suatu dosa, tetapi anugrah yang melaluinya Pencipta memberi kenikmatan yang amat indah sekaligus peluang untuk menjadi orang tua melalui proses prokreasi yang dikerjakanNya. Melalui seks pula Pencipta mengajarkan bagaimana suami-istri membangun suatu relasi yang akan semakin memperdalam hubungan cinta kasih mereka.
Seks Meterai Komitmen Seumur Hidup
Seorang pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Karena itu apa yang telah disatukan oleh Pencipta, tidak boleh diceraikan oleh manusia. Seks, adalah suatu hubungan antara seorang pria dan wanita yang begitu mendalam, bukan hanya dalam aspek fisik namun juga aspek psikis bahkan spiritual.
Hubungan ini begitu eratnya, sampai digambarkan seperti pertautan dua sisi lembar uang kertas. Bila lembaran yang telah menyatu ini dicoba untuk dilepaskan maka pasti ada robekan diantara keduanya, dan setelah itu uang yang bersangkutan tidak lagi memiliki nilai. Itu sebabnya Pencipta tidak menghendaki adanya perceraian. Masalah memang pasti ada dalam setiap perkawinan, namun selalu pula ada jalan keluar didalamNya.
Hubungan ini begitu eratnya, sampai digambarkan seperti pertautan dua sisi lembar uang kertas. Bila lembaran yang telah menyatu ini dicoba untuk dilepaskan maka pasti ada robekan diantara keduanya, dan setelah itu uang yang bersangkutan tidak lagi memiliki nilai. Itu sebabnya Pencipta tidak menghendaki adanya perceraian. Masalah memang pasti ada dalam setiap perkawinan, namun selalu pula ada jalan keluar didalamNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar